SKSG UI-PSKK Amerop Serukan Pentingnya Konsolidasi Nasional dalam Booklet Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi
Sektor pariwisata mengalami hambatan yang signifikan akibat pandemi. Sepanjang tahun 2020 hingga 2021 nyaris para pelaku industri pariwisata tidak melakukan kegiatan usahanya atau bahkan menutup usahanya. Jumlah wisatawan secara internasional mengalami penurunan drastis hingga 72%. Meskipun begitu, lambat laun, industri pariwisata mulai beranjak pulih seiring dengan perubahan pandemi menjadi endemi.
Dalam rangka mendukung pemulihan industri pariwisata Indonesia, Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa (PSKK Amerop) meluncurkan booklet berjudul “Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi dan Proyeksi Pemulihan Pasar dan Kerja Sama dengan Kawasan Amerika: Perlunya Konsolidasi Nasional” pada Hari Selasa, (15/03/2022) melalui Zoom Virtual Meeting Room.
Sebelumnya, PSKK Amerop bekerja sama dengan SKSG UI telah mengadakan webinar bertema “Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi dan Proyeksi Pemulihan Pasar dan Kerja Sama dengan Kawasan Amerika: Perlunya Intensifikasi Konsolidasi Nasional” pada bulan Juli lalu.
Dari webinar tersebut terkumpul kumpulan artikel dari pembicara dalam seminar tersebut, yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarve, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerop,Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kemlu RI, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha dan GVC LPEM UI, Duta Besar RI untuk Brasil, Duta Besar RI untuk Meksiko, Konsul Jenderal RI New York, dan KUAI KBRI Ottawa menghasilkan Buklet berjudul sama dengan Seminar yang diselenggarakan tersebut. Baik Kementerian Luar Negeri maupun Universitas Indonesia memandang perlu untuk mendiseminasikan Buklet Pariwisata ini kepada para pemangku kepentingan terkait, dari kalangan pembuat kebijakan di lembaga pemerintah hingga pelaku usaha di sektor pariwisata.
Booklet ini berisi kajian serta rekomendasi mengenai pariwisata pasca pandemi, terutama kerja sama industri pariwisata nasional dengan pariwisata negara-negara kawasan Amerika. Di antara penurunan jumlah wisatawan internasional, wisatawan asal Amerika mengalami penurunan paling signifikan hingga hanya menyentuh jumlah 5%. Namun, potensi terjadinya fenomena revenge tourism atau keinginan membuncah dari masyarakat negara yang sudah mengendalikan pandemi seperti Amerika untuk berwisata ke luar negeri, perlu diantisipasi. Fenomena ini memberikan peluang bagi industri pariwisata Indonesia untuk bangkit dan pulih.
Tentunya, untuk mempertajam rekomendasi pada Booklet yang bersifat “low hanging fruits”, keberadaan konsolidasi nasional tidak kalah penting. Upaya pemulihan industri pariwisata membutuhkan sinergi dari para stakeholder. Winardi Hanafi Lucky, selaku Sekretaris Bidang Pariwisata TPPE, menyatakan bahwa diperlukan keselarasan kebijakan, kesamaan diseminasi informasi, pengemangan strategi pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Perlu diingat, bahwa dalam proses pemulihan akan selalu ada proses trial and correction mengingat pandemi belum diketahui akhirnya. “Seluruh progress yang kita raih saat ini adalah buah dari kerjasama dan sinergi seluruh pemangku kepentingan sektor pariwisata Indonesia,” ujar Winardi pada acara peluncuran booklet.
Senada dengan Winardi, Bayu Kristianto, M.A., Ph.D. mendukung adanya konsolidasi nasional. Menurutnya, diperlukan konsolidasi nasional antara pemerintah Pusat dan Daerah, Perwakilan RI di luar negeri khususnya kawasan Amerika dan institusi pendidikan. Hal ini karena peningkatan sektor wisata membutuhkan kerjasama dari hulu ke hilir sehingga promosi bisa dilakukan dengan baik. Apalagi, terjadi perubahan preferensi turis Amerika menjadi domestic tourism, kecenderungan mencari wisata terbuka dan autentik, serta jangka waktu perjalanan lebih lama. Lulusan Sastra Inggris UI ini juga menyerukan prinsip gerak bersama (geber), gerak cepat (gercep) dan gabungkan semua potensi lapangan (gaspol) dalam penanganan pandemi dan pemulihan pariwisata. Selanjutnya, tiga prinsip ini diterapkan dalam konsep 3T: Trust, Trial, Travel.
Keberadaan booklet ini diharapkan mampu meningkatkan optimisme terkait proses pemulihan industri pariwisata sekaligus memperkaya diskursus mengenai industri pariwisata dan pasar di kancah internasional. Booklet ini dapat diakses melalui laman resmi Kemlu RI dan SKSG UI. “Booklet ini dapat menjadi bekal rujukan. Kami sangat menghargai apabila hadirin membantu menyebarkan booklet ini melalui jejaring masing-masing,” ujar H.E. Dr. Teuku Faizasyah selaku Plt. Kepala BSKLN Kemlu RI.
Penulis: Humairah| Editor: Sasa