Apoteker dapat menjadi edukator yang menyampaikan edukasi-edukasi kesehatan yang dapat membuat pasien memperbaiki gaya hidup mereka ke arah yang lebih sehat.
Hal tersebut menjadi bahasan dalam workshop peningkatan kapasitas pada Senin (25/4/2016) di Ruang Auditorium, Gedung D RIK, Kampus UI Depok. Workshop tersebut merupakan hasil kerja sama Fakultas Farmasi dengan Merck.
Tema yang dipilih pada workshop kali ini adalah penyakit diabetes. Tema ini dipilih karena sejak beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan angka penderita diabetes tipe 2 pada segala usia di Indonesia.
Tujuan penyelenggaraan workshop ini adalah agar tingkat pemahaman dan kepedulian para mahasiswa Fakultas Farmasi akan pentingnya peranan Apoteker pada penanganan kasus diabetes dapat meningkat.
Salah satu pembicara, Dr. Nicola Napoli dari Universita Campus Bio-Medico (UCBM), Roma mengatakan terdapat dua peranan penting apoteker bagi penanganan pasien diabetes.
Bila ke dokter, pasien hanya akan mendapatkan obat saja, namun tidak ada penyadaran untuk melakukan perubahan bagi gaya hidup pasien yang sebenarnya merupakan kunci dari penanganan pasien diabetes.
Sementara bila mereka datang ke apoteker, apoteker dapat memberikan pasien awareness kepada kondisi kesehatan pribadi pasien, sehingga pasien dapat termotivasi untuk secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Program workshop ini merupakan bagian dari program kemitraan pembangunan pelayanan kesehatan Merck yang bekerja sama dengan universitas-universitas di negara berkembang.
Program kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan layanan kesehatan profesional dalam hal pendidikan dan kesadaran masyarakat untuk penyakit tidak menular, seperti diabetes, kanker, dan manajemen kesuburan.
Merck adalah perusahaan farmasi dan kimia tertua di dunia yang berdiri di Jerman pada tahun 1668. Program kemitraan pembangunan merupakan salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) dari Merck kepada masyarakat.
Penulis : Wanda Ayu
