id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Peringatan 90 Tahun Lahirnya Bahasa Indonesia: Bahasa sebagai Bentuk Kekayaan Budaya yang Tak Ternilai

Rawpixel.com/Shutterstock

Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (PPKB-FIBUI) pada Kamis (26/05/2016) menyelenggarakan Diskusi Peringatan 90 Tahun Kelahiran Bahasa Indonesia di FIB UI.

Dalam acara ini, digelar dua sesi diskusi yang mengundang Dr. Lilie Suratminto (UI) dan Miel Slager dari Utrecht University sebagai narasumber, dengan tema “International Cooperation in Dictionary Building.

Terdapat pula kegiatan peluncuran buku yang berjudul “Kepunahan Bahasa: Bahasa Kreol Tugu yang Punah dalam Pemertahanan Budaya Tugu” yang menghadirkan Dr. Myrna Laksman-Huntley sebagai pembahas.

Buku ini menceritakan kepunahan suatu bahasa yang pernah eksis di Indonesia, yaitu bahasa Kreol Portugis yang banyak dipergunakan di Kampung Tugu, Jakarta pada tahun 70-an. Bahasa tersebut kini sudah punah karena tidak ada lagi penutur aslinya.

Kampung Tugu merupakan sebuah perkampungan eksklusif yang berisi keluarga-keluarga garis keturunan tentara-tentara Portugis yang diasingkan oleh Belanda pada masa penjajahan. Secara geografis, kampung ini terisolir dari daerah sekitarnya, meskipun secara administratif termasuk wilayah Kelurahan Semper, Jakarta Utara.

Selama beberapa abad, komunitas Tugu dapat mempertahankan bahasa Kreol Portugis atau Kreol Tugu yang banyak dipakai keturunan Portugis di Selat Malaka.

Berbeda dengan etnis Jawa yang tetap mengajarkan bahasa asli mereka kepada generasi penerus, anak-anak Tugu sejak dini di sekolah tidak diajarkan bahasa kreol, sehingga mereka cenderung menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.

Penguasaan bahasa Indonesia juga mempermudah mereka berkomunikasi dengan berbagai etnik di Indonesia, dan mendapatkan pekerjaan di luar kampung Tugu.

Buku ini merupakan hasil penelitian uji kebenaran salah satu pendapat Henry Gobard (1976. dalam L’aléniation Linguistique) yang mengungkapkan ada empat fungsi bahasa, yakni fungsi vernacular, fungsi vehicular, fungsi mitis / kepercayaan dan referensi kultural.

Meskipun sebuah bahasa telah mati, tetapi ada beberapa istilah, kosakata atau ungkapan yang masih tetap dipergunakan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat tersebut.

Dalam penelitian tersebut dijumpai beberapa kosakata yang terdapat dalam lirik nyayian anak-anak dan keroncong Tugu.

Hasil penelitian dalam buku ini diharapkan dapat mengingatkan bagi siapapun yang peduli, termasuk para pemangku kebijakan di negeri ini, untuk tetap melestarikan  bahasa-bahasa etnik lain di Indonesia.

Penulis : Wanda Ayu

Related Posts