iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Perpustakaan “Jantung Institusi” Dalam Pengelolaan Penerbitan Karya Ilmiah

Perpustakaan “Jantung Institusi” Dalam Pengelolaan Penerbitan Karya Ilmiah

Depok, 14 Mei 2024. Pada rangkaian The Crystal of Knowledge Festival 2024, Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) mengadakan Webinar Nasional bertajuk “Peran Perpustakaan dalam Mengelola Penerbitan”. Kegiatan yang diselenggarakan pada Selasa (7/5) tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan tentang peran perpustakaan perguruan tinggi dalam mengelola penerbitan, serta mengeksplorasi strategi dan praktik terbaik untuk mengoptimalkan layanan penerbitan.

Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA, mengatakan bahwa penerbitan karya ilmiah dari sivitas akademika sangat diperlukan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan berperan penting dalam memfasilitasi penerbitan karya tersebut. “Sebagai kampus unggul, kita harus melihat perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, melainkan juga garda terdepan dalam mengelola dan menyebarkan karya ilmiah yang bernilai dari para peneliti. Bahkan, perpustakaan harus dianggap sebagai jantung institusi karena dari sini seluruh keilmuan dapat diakses,” ujarnya.

Pada webinar tersebut, hadir tiga narasumber ahli, yakni Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Suharyanto, S.Sos., M.Hum.; Kepala Perpustakaan Universitas Diponegoro, Suwando, S.Sos., M.Kom.; serta Koordinator Pengembangan dan Pengawasan Bibliografi, BIN, dan KIN Perpustakaan Nasional, Ratna Gunarti.

Menurut Suwondo, di era modern saat ini, perpustakaan perguruan tinggi mulai berfokus pada pendidikan dan penelitian. Peran perpustakaan dalam penerbitan buku semakin beragam, termasuk penerbitan jurnal ilmiah dan laporan penelitian. Selain memfasilitasi penerbitan karya ilmiah, perpustakaan perguruan tinggi juga berperan dalam meningkatkan aksesibilitas sivitas terhadap karya ilmiah dan mempromosikan karya ilmiah tersebut ke masyarakat luas.

“Untuk menjalankan peran tersebut, perpustakaan perguruan tinggi dapat menerapkan beberapa strategi. Pertama, membangun sumber daya manusia yang kompeten. Kedua, menyediakan infrastruktur yang memadai dengan sistem terintegrasi. Ketiga, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti penerbit, perpustakaan lain, serta organisasi profesi Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI),” kata Suwondo.

Sementara itu, Suharyanto dari Perpustakaan Nasional menyampaikan adanya pertumbuhan ISBN di luar kewajaran (anomaly) dalam kurun waktu 2018–2021. Sayangnya, tingginya ISBN yang dikeluarkan tidak seimbang dengan penerimaan dan pelaksanaan kewajiban serah-simpan karya cetak dan rekam. Oleh sebab itu, pada 2022 diterbitkan Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 tentang Angka Standar Buku Internasional (ISBN).

Layanan ISBN merupakan layanan publik yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional, sekaligus menjadi program percepatan (quick wins) dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Sepanjang tahun 2023, pengajuan ISBN dari penerbit perguruan tinggi sebanyak 419 penerbit dengan total terbitan 8.275 judul. Untuk itu, layanan ISBN menetapkan kebijakan baru yang meliputi single account, shared prefix, kategori/kriteria buku, KBLI 58110 dan website, serta link dan dummy buku.

Ratna Gunarti juga menambahkan bahwa saat ini Perpustakaan Nasional mewajibkan adanya surat pernyataan keaslian karya sebagai salah satu persyaratan ISBN, termasuk dalam proses pendaftaran judul buku. Aturan itu didasarkan pada Pasal 9 Ayat 2 Peraturan Perpustakaan Nasional No. 5 Tahun 2022 tentang Layanan ISBN. Ia menjelaskan, “Surat pernyataan keaslian karya dimaksudkan untuk mengurangi plagiarisme dan memastikan buku yang dimintakan ISBN siap terbit, serta sebagai upaya menghindari permasalahan hukum di kemudian hari.”

Setelah penyampaian materi dari para narasumber, webinar ditutup dengan sesi tanya-jawab dari para peserta. Kepala Perpustakaan UI, Mariya, S.Sos., M.Hum., menuturkan bahwa setelah webinar ini, akan ada webinar dengan topik menarik lainnya. “Pada rangkaian The Crystal of Knowledge Festival Tahun 2024 ini, masih ada seminar nasional yang diselenggarakan secara luring, 1 webinar nasional, dan 2 webinar internasional. Informasi lebih lanjut dapat dipantau melalui Instagram Perpustakaan UI dengan akun @UI_Library,” katanya.

Related Posts