id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pertama di Indonesia, Modul Pembelajaran Kesehatan Reproduksi Terkait Infeksi Menular Seksual Berbasis Daring Untuk Remaja

Depok, 9 Agustus 2024. Kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual (IMS) di kalangan remaja, merupakan isu penting yang perlu ditangani secara serius. Terbatasnya pengetahuan sebagian besar remaja Indonesia tentang kedua hal tersebut, berkontribusi pada tingginya kasus IMS serta kehamilan yang tidak diinginkan. Fakta ini menggugah dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp.Ven., meneliti isu tersebut.

Ia menyusun dan meneliti efektivitas modul yang diberi nama “Generasi Bebas Infeksi Menular Seksual (GBIMS)”, yang pertama di Indonesia, komprehensif, dan mudah diakses. Modul ini disusun dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku (PSP) remaja terkait kesehatan reproduksi dan IMS.

Pembuatan Modul GBIMS dilakukan dalam tiga tahap berbasis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pertama, studi pendahuluan dilakukan untuk mencari kebutuhan dan menilai pengetahuan dasar remaja, serta menampung aspirasi guru dan orang tua murid Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang setara. Studi ini dirancang bersama psikolog klinis dan dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika yang mendalami kesehatan reproduksi dan IMS. Hasil studi kemudian digunakan untuk menyusun modul yang terdiri atas delapan bab.

Pada tahap kedua peneliti membuat modul berbentuk video animasi yang menarik dan informatif dalam format daring atau e-learning. Selanjutnya, tahap ketiga adalah uji coba modul dengan penelitian acak tersamar ganda, yang membandingkan peningkatan pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku antara kelompok uji coba dengan kelompok kontrol.

Penelitian yang dilakukan dr. Hanny melibatkan lebih dari 600 siswa SMA/SMK/MA swasta dan negeri yaitu, 327 siswa di penelitian tahap awal dan 358 siswa dari 21 sekolah meliputi 6 wilayah DKI Jakarta pada tahap implementasi modul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti Modul GBIMS mengalami peningkatan yang bermakna dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait kesehatan reproduksi dan IMS.

Sebaliknya, kelompok kontrol tidak menunjukkan peningkatan pengetahuan yang bermakna, meskipun ada sedikit perubahan dalam sikap dan perilaku. Secara keseluruhan, nilai PSP siswa Modul GBIMS lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mendapatkan modul. Dari penilaian penapisan faktor risiko IMS yang terintegrasi di dalam modul, terlihat bahwa sebagian besar siswa, yaitu 73,5% siswa “tidak berisiko”, 22,9% siswa “berisiko”, dan 3,6% siswa “sangat berisiko” terkena IMS.

“Dengan adanya modul ini, diharapkan remaja Indonesia dapat lebih memahami pentingnya kesehatan reproduksi dan cara mencegah IMS, sehingga dapat mengurangi kejadian IMS dan kehamilan tidak diinginkan di kalangan remaja,” ujar Dr. dr. Hanny pada sidang Promosi Doktor yang diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FKUI, pada Selasa (16/7) di Auditorium lt. 3, Gedung IMERI FKUI, Salemba, Jakarta.

Ia juga berharap, modul GBIMS dapat menjadi perangkat edukasi yang penting untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi yang dapat diakses secara mandiri di kalangan remaja. Selain memberikan informasi yang komprehensif, modul ini juga dirancang agar mudah diakses dan dipahami, sehingga remaja dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Dr. dr. Hanny mendapatkan gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengaruh Modul Generasi Bebas Infeksi Menular Seksual (GBIMS) dalam Meningkatkan Pengetahuan, Perubahan Sikap, dan Perilaku terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Indonesia”. Tim penguji diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD, Subsp.P.T.I. dengan anggota Prof. Dr. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD, Subsp.E.M.D; Dr. dr. I Putu Gede Kayika, Sp.OG, Subsp.Obginsos., MPH; Prof. Dr. Kemal N. Siregar, S.K.M., M.A., PhD; dan penguji tamu dari Universitas Udayana, Dr. dr. A.A.G.P. Wiraguna Sp.D.V.E., Subsp.Ven.

Sidang promosi tersebut diketuai oleh Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, dengan promotor sidang adalah Dr. dr. Wresti Indriatmi, Sp.D.V.E., Subsp.Ven, M.Epid, dan ko-promotor Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A, Subsp.T.K.P.S. dan Dr. dr. Aria Kekalih, M.T.I.

Prof. Ari mengatakan, “Modul yang diciptakan oleh dr. Hanny ini mudah-mudahan bisa bermanfaat dan bisa diaplikasikan, khususnya untuk kita yang ada di DKI Jakarta, bisa menjadi masukan untuk Dinas Pendidikan DKI sehingga bisa diterapkan untuk remaja-remaja kita. Tentunya kita berharap sesuai dengan topiknya sendiri, modul ini tujuannya adalah agar remaja bebas dari infeksi menular seksual, karena kita tahu kalau dari awal sudah punya masalah (IMS) tentu itu akan berkepanjangan.”

Related Posts