Depok, 13 Desember 2024. Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-13 Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) sekaligus memperingati 59 tahun pendidikan farmasi, Dekan FFUI Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., menyampaikan orasi ilmiah bertemakan “Peran Sport Pharmacist dalam Pendampingan Atlet dan Masyarakat”. Ia menekankan pentingnya peran apoteker atau farmasis dalam dunia olahraga, khususnya dalam mencegah penyalahgunaan suplemen dan obat-obatan yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan atlet.
“Walaupun Indonesia sendiri juga telah memiliki Lembaga Anti-Doping, yaitu Indonesia Anti-Doping Organization (IADO), para apoteker juga memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan edukasi kepada atlet, pelatih, dan tim medis tentang daftar zat terlarang yang dikeluarkan oleh World Anti-Doping Agency (WADA). Mereka juga berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang risiko doping yang mungkin terjadi karena konsumsi obat atau suplemen tertentu,” ujar Prof. Arry.
Lebih lanjut ia mengatakan, seorang apoteker dapat berperan aktif dalam melakukan pencegahan doping dengan cara memberikan edukasi anti-doping kepada atlet dan tim medis, menyediakan layanan konsultasi mengenai obat dan suplemen yang aman bagi atlet, melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap obat yang dikonsumsi, memberikan panduan pemulihan yang aman tanpa menggunakan zat terlarang, menggunakan keahlian para Apoteker dalam analisis bioanalitik untuk mendeteksi keberadaan zat doping dalam tubuh atlet, dan bergabung dengan tim medis atlet untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan mendukung prinsip fair play.
“Kami juga menekankan pentingnya pengembangan bidang sports pharmacy ini di lingkungan Pendidikan. Beberapa upaya Tri Dharma yang dapat kita lakukan, antara lain dengan menambah mata kuliah pilihan dan pengembangan riset terkait farmasi di bidang olahraga, mengembangkan produk suplemen atau kosmetika yang berkaitan dengan olahraga dan aman digunakan oleh atlet, selain itu juga dapat dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas), seperti penyuluhan di berbagai event olahraga untuk meningkatkan kesadaran akan doping dan pentingnya konsumsi obat yang aman,” ujar Prof. Arry.
Sementara itu, berbagai capaian FFUI di tahun 2024 juga menjadi sorotan dalam perayaan kali ini. Di antaranya dana hibah pengmas yang mencapai lebih dari Rp 455.000.000 dengan wilayah binaan di Sumedang, Banten, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Bogor. Kemudian, kerja sama aktif dengan 59 mitra yang menghasilkan nilai kerja sama mencapai Rp 2,85 miliar.
Selain itu, dijalin pula kesepakatan kerja sama dengan PMDA Japan dan Kementerian Kesehatan RI dalam program ASEAN-Japan Medical Devices Regulatory Training yang didanai oleh Japan ASEAN Integration Fund (JAIF) dengan total dana lebih dari Rp5 miliar. Prof. Arry mengatakan bahwa ini merupakan ketiga kalinya FFUI dipercaya sebagai organisator acara. Lalu, pencapaian lainnya adalah penyelesaian pembangunan Laboratorium Kultur Sel yang dilengkapi dengan fasilitas canggih, yang diharapkan dapat beroperasi pada akhir 2024 atau awal 2025.
“Saya merasa sangat bangga atas semua pencapaian yang telah diraih sepanjang tahun ini, yang tentunya tidak akan tercapai tanpa kerja keras, dedikasi, dan semangat dari seluruh sivitas akademika Fakultas Farmasi UI. Tahun depan dan tahun-tahun berikutnya kita harus bekerja sama lebih keras lagi untuk meningkatkan kualitas dan prestasi yang akan dicapai,” kata Prof. Arry.