Dalam rangka memperingati perayaan Dies Natalis ke-67 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ikatan Alumni FKUI 1992 menyelenggarakan diskusi panel dan tumpengan akbar pada Rabu, (8/2/2017) di Aula FKUI, Gedung Indonesia Medical Education & Research Institute (IMERI), Kampus UI Salemba.
Dokter Indonesia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan, Usman Sumantri hadir membawakan materi berjudul “Sistem Kesehatan Indonesia di Era MEA”.
Tema utama yang diangkat adalah tentang kompetensi profesi kedokteran dalam era MEA. Ia mengatakan bahwa tenaga kerja kedokteran Indonesia harus dapat bersaing dalam segi kualitas dengan tenaga dokter dari negara ASEAN lainnya.
Pemerintah, menurutnya telah mendukung hal ini dengan cara melakukan uji kompetensi izin bekerja bagi para dokter serta regulasi berupa kewajiban pendampingan dokter dalam negeri bagi tenaga dokter asing yang bekerja di Indonesia.
Menurut Usman, potensi permasalahan yang terjadi tidak hanya karena kompetisi kualitas tenaga kerja antarnegara, tetapi juga kekhawatiran akan banyaknya dokter di Indonesia yang malah bekerja di luar negeri.
“Yang kita takut kalau dokter spesialis kita ke luar negeri. Padahal kita juga butuh. Banyak daerah yang belum ada dokter spesialis, pemerataan dokter di daerah juga masih menjadi momok tersendiri,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan para dokter untuk senantiasa perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilannya secara berkala.
“Dunia ini dinamis, jangan cepat puas dengan pengetahuan dan kemampuan yang sudah kita miliki sekarang, agar kita bisa tetap beradaptasi dengan perkembangan dunia,” ungkapnya.
Di akhir diskusi panel, dilakukan kegiatan pemotongan tumpeng nasi, disertai dengan doa syukur atas pencapaian prestasi yang telah ditorehkan FKUI selama ini, dengan harapan hal tersebut dapat memotivasi lebih banyak lagi torehan emas di sejarah bangsa.
Tentang Fakultas Kedokteran UI
Sejarah FKUI telah dimulai pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1898, ketika Pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah pendidikan kedokteran yang disebut STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen).
Sampai akhirnya pada bulan Februari 1946, sekolah kedokteran ini berubah nama menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia pada era perjuangan kemerdekaan.
Setahun kemudian, yaitu pada Februari 1947, Belanda yang kembali menginvasi Indonesia melangsungkan kegiatan pendidikan kedokteran dengan memakai nama Genesskundige Faculteit, Nood-Universiteit van Indonesie. Namun, pendidikan kedokteran pada Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia tetap dilaksanakan ketika itu.
Tercatat pada tanggal 2 Februari 1950, kedua institusi itu melebur menjadi satu. Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia dan Geneeskundige Faculteit Nood-Universiteit van Indonesie, digabung dan disatukan dengan memakai nama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Penyatuan tersebut turut dipelopori penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia. FKUI telah menjadi saksi perjalanan panjang bangsa mencapai kemerdekaan dan kemandirian negara.
Penulis : Wanda Ayu