id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Seminar “Clean City, Clean People” Kaji Program “Zero Waste” di Jepang

kamikatsu

Universitas Indonesia bekerja sama dengan Japan Foundation, menyelenggarakan seminar internasional bertajuk “Clean City, Clean People” pada Selasa (17/5/2016) lalu.

Bertempat di Pusat Studi Jepang, Kampus UI Depok, seminar ini membahas mengenai bagaimana kebijakan dan sistem pengelolaan sampah di Indonesia dan Jepang.

Akira Sakano selaku Dewan Direksi di Zero Waste Academy, Kamikatsu, Jepang, memaparkan strategi yang telah diterapkan kotanya dalam mengelola sampah.

“Di Kamikatsu, program zero waste mencoba memanfaatkan semua sampah. Sampah di daur ulang sehingga dapat dimanfaatkan kembali,” jelasnya di bantu Susy Ong, Dosen Sastra Jepang FIB UI yang hari itu mendampingi sebagai penerjemah.

Berjalan sejak tahun 2003, kebijakan zero waste dilaksanakan sebagai cara untuk menumbuhkan perekonomian kota, selain untuk merevitalisasi lingkungan.

Membandingkan dengan kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia, turut hadir Gabriel Andari Kristanto, Ph.D selaku dosen dari Teknik Lingkungan di Fakultas Teknik UI.

Menurut Andari, program zero waste memiliki manfaat yang sangat besar jika bisa diaplikasikan di Indonesia. Namun, menjadi sulit melihat permasalahan sistem pengelolaan sampah di Ibukota yang masih butuh penanganan khusus.

“Sampah di Jakarta sudah mendekati 9000 ton per hari. Di Depok, sekitar 4500 ton per hari,” ungkap Andari yang sering melakukan penelitian mengenai permasalahan polusi dan sampah.

Lebih lanjut Andari mengatakan, program pemilahan sampah yang kerap dilakukan selama ini masih belum berhasil. Itu sebabnya sampah tertimbun dan membusuk di tempat pembuangan.

“54% adalah sampah organik, maka terjadi proses pembusukan. Proses bau busuk saja sudah terjadi sejak proses pengangkutan ke tempat pembuangan,” jelasnya.

Di Kamikatsu, Akira menjelaskan bahwa proses pemilahan sampah sudah berjalan dengan baik. Sampah dipilah menjadi 34 jenis.

Masing-masing rumah tangga memiliki alat daur ulang sampah sendiri, dan bertanggung jawab mengangkut sampah ke tempat penampungan.

Hingga kini, kebijakan zero waste diterima secara positif oleh penduduk Kamikatsu, dan berhasil mendapatkan atensi penduduk di berbagai kota lain di Jepang.

Akira mengatakan kebijakan zero waste memberikan dampak jangka panjang dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kamikatsu.

“Dengan kota menjadi bersih, orang-orang akan datang berkunjung. Mereka mendirikan usaha dan menciptakan lapangan kerja. Masalah mengatasi depopulasi bisa berhasil,” tambahnya.

Terakhir, Andari memberikan pesan agar mahasiswa dapat mulai sadar pentingnya membudayakan pemilahan sampah melalui strategi zero waste.

 

Penulis : Melati S. Paramita

Photo Credit: Timothy Takemoto from Flickr.

Related Posts