Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) melihat pentingnya peran perempuan dan pemuda dalam meraih tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Deveopment Goals (SDGs) pada tahun 2030. Untuk itu, SKSG UI mengadakan seminar bertajuk “Kepemimpinan Perempuan dan Pemuda dalam Pencapaian SDGs 2030”, pada Kamis (19/10), di Aula Gedung IASTH, Kampus UI Salemba.
Pada kesempatan itu, Direktur SKSG UI, Athor Subroto, S.E., M.M., M.Sc., Ph.D., menyebut bahwa isu terkait kepemimpinan perempuan dan pemuda penting untuk diulas mengingat Indonesia terlibat dalam upaya melaksanakan poin-poin SDGs. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak talenta muda yang dapat dikembangkan untuk membangun sikap kepemimpinan yang inklusif.
“Indonesia memiliki banyak ruang untuk dikembangkan, baik dalam menumbuhkan semangat inovasi para perempuan dan pemuda di tingkat nasional, maupun internasional. Indonesia juga menuju ke arah yang lebih serius, sehingga para pemuda diharapkan dapat berperan dalam mewujudkan SDGs di tahun 2030,” ujar Athor Subroto.
Pada seminar tersebut, hadir dua narasumber yang membahas kontribusi perempuan dalam menjalankan poin-poin SDGs, seperti pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan pelestarian lingkungan. Kedua narasumber tersebut adalah Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Mia Amalia, S.T., M.Si, Ph.D., dan Group Chief Executive Officer at Paragon Universa Utama, Harman Subakat, S.Si.
Mia mengatakan bahwa perempuan dan pemuda berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai kota inklusif. Kontribusi ini dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi para ibu rumah tangga dan remaja di sekitar lokasi pembangunan IKN. “Masyarakat diberi pelatihan pembuatan solar mum agar mereka dapat memanfaatkan energi terbarukan yang menjadi ciri khas IKN,” kata Mia.
Selain itu, Mia juga melihat pentingnya sebuah sistem untuk mendukung peran perempuan dalam berkarier. Sistem ini diwujudkan dalam proses pembangunan IKN dengan menjadikan nilai-nilai seperti kinerja dan akuntabilitas sebagai indikator penilaian di dunia kerja. Dengan demikian, sistem yang ada di IKN diharapkan dapat menjadi role model untuk diterapkan di instansi kerja lain agar perempuan memperoleh keadilan.
Sementara itu, Harman melihat bahwa perempuan berperan di balik suksesnya sebuah bisnis, salah satunya adalah Paragon Corp yang didirikan oleh Dr. Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Ia juga menyoroti pentingnya mendukung inisiatif-inisiatif lokal dan memberdayakan masyarakat dalam pencapaian SDGs 2030.
“Program dan strategi diperlukan untuk meningkatkan peran perempuan dan pemuda dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam mewujudkan industri 4.0. Untuk itu, kami menjalankan berbagai program, seperti Women’s Space, program pengembangan diri bagi perempuan Indonesia; Paradesa Inspirasi, program pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan masyarakat