Menteri Keuangan Republik Indonesia saat ini, Sri Mulyani hadir menjadi pembicara kunci pada acara The 3rd Asia-Pacific Research in Social Sciences & Humanities (APRiSH) yang berlangsung di Ballroom Hotel JS Luwansa.
Dalam acara yang akan berlangsung selama 3 hari, 13-15 Agustus ini, Sri berbicara tentang era disrupsi yang mempengaruhi ekonomi Indonesia. Menurutnya, era disrupsi ditandai dengan penggunaan teknologi di berbagai bidang yang pada akhirnya mempengaruhi pola konsumsi dan produksi para pelaku pasar ekonomi secara radikal.
Pola konsumsi masyarakat saat ini mengarah ke arah konsumsi digital, dimana e-commerce dan transaksi daring menjadi sangat berkembang.”Dari perubahan pola konsumsi ini, banyak isu penting yang akan muncul, seperti blokchain, dan cryptocurrency. Perubahan-perubahan ini menimbulkan tantangannya sendiri,” ucap Sri.
Ia menyebutkan, era disrupsi juga membuat beberapa perusahaan berkembang pesat dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi seperti Gojek, Airbnb hingga Instagram.”Gojek perusahaan transportasi yang tidak punya kendaraan sama sekali. Airbnb tidak punya properti sama sekali bisa berkembang dengan teknologi,” kata Sri Mulyani.
Dari sisi regulator, semua perubahan yang dibawa oleh era disrupsi ini, harus didukung oleh regulasi yang juga mendukung.Menurut Sri, perubahan-perubahan ini harus dapat dimanfaatkan untuk perkembangan ekonomi di Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah saat ini sangat menekankan pada pemasukan pajak bagi para pelaku transaksi daring.Selain itu, dalam peta jalan ekonomi digital, pemerintah juga tengah memformulasi cara memberikan tax support kepada pelaku industri digital.
Pemerintah, kata Sri, sedang berusaha membuat agar pelaku industri digital berkembang, namun juga tidak menghilangkan industri konvensional yang menyerap banyak tenaga kerja.