iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Terapkan Konsep Ekonomi Biru, Vokasi UI Beri Pelatihan Literasi Keuangan bagi Nelayan Pesisir Kepulauan Seribu

Sebagai negara maritim, Indonesia dapat memanfaatkan peningkatan kualitas ekonomi dengan menyerap konsep blue economy (ekonomi biru).  Menurut Bank Dunia, ekonomi biru adalah pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut. Ada berbagai sektor yang termasuk di dalamnya, seperti perikanan, energi terbarukan, pariwisata, transportasi air, pengelolaan limbah, hingga mitigasi perubahan iklim.

Pada sektor perikanan, nelayan menjadi target utama dalam penerapan konsep ekonomi biru. Pengelolaan supply chain sumber daya laut menjadi wawasan dan pengetahuan yang perlu mereka pahami untuk mempertahankan kebermanfaatan ekosistem laut.

Melihat manfaat ekonomi biru bagi nelayan, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) melalui tim pengabdian masyarakat (pengmas) yang terdiri dari Hadining Kusumastuti, S.Sos., M.Ak, CA, CMA, CRMP; Dr. Diaz Pranita, M.M.; dan Mila Viendyasari, S.Sos., M.Si., memberikan pelatihan literasi keuangan kepada nelayan di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.

Ketua pengmas, Hadining Kusumastuti S.Sos., M.Ak, CA, CMA, CRMP mengungkapkan bahwa pemanfaatan konsep ekonomi biru dalam pengmas ini dapat bermanfaat untuk segala aspek sampai pada pemerataan ekonomi perikanan nasional.

Program pengmas yang dilaksanakan mengedepankan konsep ekonomi biru. Selain bermanfaat untuk menjaga kesehatan laut, ekonomi biru juga dapat membuka peluang investasi, lapangan pekerjaan, serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional karena distribusi pertumbuhan ekonomi perikanan cenderung ke wilayah Timur Indonesia, sehingga turut meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah. Tim tersebut berharap kegiatan pengmas ini dapat membangun kesadaran pemangku kepentingan yang ada di Kepulauan Seribu untuk segera mendorong perbaikan pariwisata sesegera mungkin.

Persoalan keuangan yang kerap mendera keluarga nelayan juga memerlukan perhatian agar ekonomi biru dapat berjalan optimal. Itu sebabnya, pelatihan literasi keuangan terhadap keluarga nelayan di Pulau Tidung juga diberikan sebagai bagian dari solusi.

Ketika nelayan sudah melek keuangan mereka dapat menghitung dengan cermat potensi pendapatan dari melaut dan pos pengeluaran apa saja sesuai prioritas. Literasi keuangan diharapkan dapat menjadi contoh bagi warga pulau lainnya untuk menerapkan pengelolaan keuangan yang baik. Hal ini turut menjadi penentu kestabilan ekonomi masyarakat Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Tidung, sehingga ketika konsep ekonomi biru telah berjalan dengan baik, masyarakat sudah siap menikmati hasilnya dan juga berdampak pula dengan budaya pariwisata yang lebih tertata.

Untuk membangun ekonomi biru itu, survei dan observasi bersama dengan dinas-dinas terkait di beberapa pulau Kepulauan Seribu telah dilakukan. Temuan penting yang perlu segera diperbaiki untuk menunjang ekonomi biru adalah kebersihan laut dan kebersihan lingkungan penginapan. Sampah masih terlihat menggunung dan berserakan, serta kualitas air bersih belum merata, sehingga para pemangku kepentingan dan juga masyarakat harus bekerja sama untuk menuntaskan masalah tersebut.

Kegiatan pengmas yang dilaksanakan Vokasi UI ini didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI. Dari kegiatan ini akan dikembangkan dan diintegrasikan penelitian berjudul “Literasi Keuangan Keluarga Nelayan Sebagai Bagian Pengembangan Ekonomi Biru di Kepulauan Seribu”.

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E, Ph.D., mendukung terlaksananya kegiatan pengmas ini. “Pemanfaatan konsep ekonomi biru dapat menjadi angin segar yang akan membangkitkan pariwisata, serta mengubah pola pikir masyarakat agar dapat mengelola pariwisata dengan lebih baik dan bertanggung jawab. Saya harap program ini dapat terus berlanjut, sehingga menjadi tolok ukur bagi sektor industri perairan di daerah lainnya demi meningkatkan  pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” kata Padang menjelaskan.

Related Posts