id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222
https://sibale.singkawangkota.go.id/img/bocoran slot gacorslot gacor gampang menanghttps://csirt.rri.go.id/js/https://pii.fbs.unp.ac.id/wp-content/xgacor/https://freesvg.org/test/https://dispenduk.mojokertokota.go.id/system/https://uptdlkk.kaltimprov.go.id/konsumen/https://jmlci.unesa.ac.id/templates/demo/https://feb.unp.ac.id/wp-content/zgacor/https://feb.unp.ac.id/wp-content/zpulsa/https://e-mawaspnbp.kemenkeu.go.id/media/

Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh Jadi Risiko Tinggi Cedera Anak di Sekolah

Universitas Indonesia > Berita > Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh Jadi Risiko Tinggi Cedera Anak di Sekolah

Depok, 27 Juni 2024. Slip, Trip and Falls (STF) atau terpeleset, tersandung, dan terjatuh merupakan kejadian yang sering terjadi di berbagai tempat dan dapat berujung pada cedera yang cukup signifikan. STF berpotensi menyebabkan terkilir, luka terbuka, memar, fraktur tulang, bahkan dislokasi tulang yang bisa menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. STF tentu dapat dicegah dengan mengidentifikasi faktor penyebabnya, seperti permukaan jalan yang tidak rata (uneven surfaces), lantai yang licin (wet floor), keset yang licin dan tidak menempel di lantai, tangga tanpa pegangan atau handrails, kabel listrik dan benda-benda yang berserakan, lubang di lantai, dan sebagainya.

Salah satu tempat yang berpotensi memiliki bahaya STF adalah sekolah. Seperti di Indonesia Natural School (INS) Semut-Semut, Kota Depok, adanya perbedaan ketinggian antara ruang kelas dan koridor, dan atau antara koridor dan lapangan tempat bermain, kondisi sekolah yang bertingkat dengan tangga antar lantai, kabel listrik, keberadaan lumut di beberapa tempat, disertai aktivitas siswa-siswi yang cukup aktif, maka teridentifikasi adanya potensi STF.

Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi (Prodi) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melakukan penilaian risiko STF, intervensi STF dan memberikan edukasi tentang bahaya STF kepada guru dan siswa guna mencegah terjadinya kerugian akibat STF di INS Semut-semut, pada Kamis (30/5). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari kurikulum program studi S1 K3 FKM UI, yakni kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di bawah bimbingan Dosen FKM UI Mila Tejamaya, S.Si, MOHS, Ph. D.

Berdasarkan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan oleh mahasiswa S1 K3 FKM UI, STF menjadi risiko yang paling banyak muncul, yaitu sebesar 30.23% dari 43 risiko tinggi yang teridentifikasi. Ditemukan beberapa area dengan risiko STF yang cukup signifikan, yaitu area bermain, tangga, toilet, ruang wudhu, koridor, dan lapangan. Dengan teridentifikasinya risiko STF tersebut, berdasarkan hierarki pengendalian risiko, terdapat beberapa intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa S1 K3 FKM UI.

Pada kegiatan tersebut, siswa diajak untuk mengenali dan waspada akan adanya bahaya STF di lingkungan sekolah. Berbagai upaya untuk meminimalkan risiko kesehatan dan keselamatan dari STF didiskusikan bersama, seperti mempertahankan dan meningkatkan kerapian di lingkungan sekolah, tidak berlari-larian atau bercanda di tangga dan area lantai yang tidak rata atau licin, waspada bila ada perbedaan ketinggian, serta menggunakan alas kaki yang tepat saat bermain dan berolahraga.

Edukasi ini diharapkan fapat mencegah dan meminimalisir insiden terkilir, terjatuh, dislokasi dan fraktur tulang di sekolah. Dengan lingkungan sekolah yang sehat dan selamat, maka produktivitas siswa dan guru dalam proses belajar dan mengajar bisa terus dioptimalkan. Hal ini juga sesuai dengan visi INS Semut-Semut untuk mengembangkan potensi kecerdasan melalui proses pendidikan natural, demi menguatkan kebangsaan di tengah interaksi global.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum INS Semut-Semut Rizka Nadialina, S.Hum menyampaikan terima kasih pada mahasiswa K3 FKM UI karena telah melangsungkan kegiatan intervensi di SD Semut-semut. “Apa yang disampaikan oleh bapak dan ibu guru di kelas sesuai dengan apa yang dipelajari oleh kakak-kakak di tempat kuliahnya. Jadi, teman-teman harus selalu ingat, ya. Terima kasih juga untuk kakak-kakak atas ilmunya, semoga bermanfaat dan dapat diterapkan oleh teman-teman ke depannya,” ujar Rizka.

Related Posts