Rabu (21/12/2016) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI memperingati hari kelahirannya ke-56 dengan menggelar kegiatan dies natalis yang berlangsung di Auditorium Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Kampus UI Depok.
Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah “Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FKG UI bagi Indonesia”.
Di dalam acara ini, banyak momen yang ditujukan untuk memberi penghargaan kepada kegiatan pengmas yan dilakukan oleh mahasiswa dan alumni FKG UI.
“Selama ini banyak yang bertanya, “Mana nih kegiatan pengmas FKG UI? Kok gak kelihatan?” Nah, dies natalis ini menjawab pertanyaan tersebut,” ujar Dekan FKG UI Dr. drg. Yosi Kusuma Eriwati, M.Si.
Salah satu kegiatan pengmas yang didokumentasikan dan ditampilkan pada acara ini adalah kegiatan Kerja Sosial (Kersos) FKG UI di Bangka Belitung yang diikuti oleh 110 mahasiswa dan 30 dosen pada 24—30 Juli 2016 lalu.
Selain itu, Yosi juga menyebutkan beberapa prestasi FKG UI pada tahun 2016 ini, di antaranya adalah jumlah publikasi internasional yang berhasil melampaui target, serta tiga prodi yang berhasil mendapatkan akreditasi A dari BAN-PT, yaitu spesialis prostodonsia, spesialis periodonsia, dan spesialis konservasi.
Kegiatan ini juga diisi oleh orasi ilmiah dari drg. Oscar Primadi MPH dengan judul “Memperkuat Peran & Kontribusi Strategis Dokter Gigi Dalam Pembangunan Kesehatan”.
Menurutnya, dokter gigi bisa menjadi agen perubahan di dunia kesehatan Indonesia dengan cara mau terjun ke daerah, terutama ke daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
“Distribusi dan ketimpangan pemerataan tenaga serta fasilitas kesehatan adalah masalah utama dunia kesehatan Indonesia,” ujarnya.
Pemerataan puskesmas masih sangat rendah, sementara tenaga kedokteran masih terpusat di kota-kota besar, sehingga banyak masyarakat daerah yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan karena terhambat masalah jarak dan biaya.
Untuk mengatasi ini, pemerintah saat ini telah membuat suatu program kesehatan dengan tajuk “Nusantara Sehat” yang berusaha mengirimkan tim kesehatan ke daerah-daerah terpencil dan terpinggirkan.
Para tenaga kesehatan yang dikirim akan mendapatkan pelatihan dan penjagaan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta mendapatkan insentif yang layak dari pemerintah setiap bulannya selama dua tahun.
Menurutnya, program-program kesehatan pemerintah yang mengutamakan daerah adalah salah satu implementasi dari nawacita pemerintah untuk memajukan Indonesia dari pinggiran.
Penulis : Wanda Ayu