id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Gelar Sosialisasi Program Postdoctoral Internasional untuk Meningkatkan Daya Saing Melalui Riset dan Inovasi

Depok, 22 Juli 2024. Kemajuan dalam penelitian dan inovasi adalah kunci utama dalam meningkatkan daya saing suatu negara di pasar global saat ini. Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) mengadakan sosialisasi International Postdoctoral Program 2024 untuk mengurangi kesenjangan antara pengetahuan akademis dan kebutuhan industri global. Acara ini berlangsung secara online melalui zoom meeting dan dihadiri lebih dari 70 orang  sivitas akademika UI (dosen dan mahasiswa).

Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI, Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., MUP., Ph.D. menyampaikan, “Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas para peneliti UI dengan memberi mereka pengalaman langsung dalam lingkungan riset dan industri internasional. Melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri, dunia usaha dan industri (DUDI), serta lembaga riset internasional, para peneliti UI dapat terlibat dalam riset bersama, studi kasus, inovasi dengan mitra, dan lebih lagi.”

International Postdoctoral Program UI merupakan program percepatan penyempurnaan produk prototipe, komersialisasi produk riset inovasi, dan kolaborasi antar universitas atau lembaga riset luar negeri. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas para peneliti UI dengan memberi pengalaman langsung dalam lingkungan riset dan industri internasional. Melalui kolaborasi ini, para peneliti dapat terlibat dalam riset bersama, studi kasus, inovasi dengan mitra, dan pengembangan riset lainnya.

Pembicara yang hadir pada sosialisasi ini antara lain, Kasubdit Pengembangan Inovasi UI, Sugeng Supriadi, S.T., M.S.eng., Ph.D; dan Staf Khusus Bidang Riset dan Inovasi UI, Suminto B.Ak., S.Sos., M.Si. Sugeng mengatakan “Semua yang sudah S3, memiliki mitra industri pengembangan serta mitra dari kampus/ institusi luar negeri yang bereputasi dapat mengajukan proposal post doct ini”

Pada sosialisasi ini, peserta diharapkan mampu menyusun proposal yang merinci dalam rencana kegiatan, termasuk target capaian dan rencana tindak lanjut. Peserta dapat mengikuti riset kolaboratif, menghadiri seminar, dan menjalin kemitraan dengan institusi terkait. Ini tidak hanya memperluas wawasan tentang praktik industri terkini, tetapi juga mempercepat proses pengembangan Kekayaan Intelektual (KI), pengembangan produk, dan komersialisasi hasil riset.

International Postdoctoral Program terdapat 3 gugus inovasi dan 11 kelompok produk. Gugus inovasi meliputi Gugus Inovasi Obat dan Pangan Fungsional, Gugus Inovasi Alat Kesehatan dan Gugus Inovasi Alat Rekayasa Keteknikan. Sementara, kelompok produk terdiri dari Kelompok Produk Vaksin, Kelompok Produk Sel Punca, Kelompok Produk OHT Fitofarmaka dan Pangan Fungsional, Kelompok Produk Perawatan Gigi, Kelompok Produk Elektromedis, Kelompok Produk Implan Tulang, Kelompok Produk Implan Gigi, Kelompok Produk Artificial Intelligence, Kelompok Produk Transportasi, Kelompok Produk Bangunan Maju dan Kelompok Produk Energi Baru Terbarukan.

Selain itu, program ini memiliki sejumlah luaran diantaranya, Dokumen Peta Jalan (Roadmap) Pengembangan Produk yang menyajikan strategi dan langkah-langkah untuk inovasi produk di berbagai bidang, Laporan Kegiatan International Postdoctoral Program memberikan gambaran komprehensif tentang aktivitas selama program. Kemudian, Proposal Pengembangan Produk yaitu hasil kolaborasi dengan pemangku kepentingan industri dan akademis serta ide-ide inovatif untuk pengembangan produk.

Untuk mendukung pencapaian luaran tersebut, mekanisme pendanaan yang diberikan sebesar 300 juta rupiah setiap proposal. Pendanaan ini mencakup biaya hidup (living allowance) selama 1 sampai 3 bulan sesuai standar Kementerian Keuangan, LPDP, dan UI, tiket kelas ekonomi untuk pesawat, asuransi kesehatan, serta pembayaran biaya visa. “Dengan dukungan finansial ini, program diharapkan dapat memperkuat kapasitas riset para peneliti UI dan mengurangi kesenjangan antara pengetahuan akademis dan kebutuhan industri global,” ujar Sugeng pada sosialisasi yang diadakan Kamis (11/7) ini.

 

Penulis: Anida Sama Fauzi | Editor: Finda Salsabila

Related Posts