iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Laksanakan Simulasi Keadaan Darurat untuk Tingkatkan Kesiapsiagaan Terhadap Potensi Bencana

Universitas Indonesia (UI) melalui Unit Pelaksana Teknis Keselamatan (UPT) Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) kembali melaksanakan simulasi keadaan darurat. Tahun ini, simulasi dilakukan di dua lokasi: gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU) UI pada 3 Juli 2024 dan gedung Integrated Laboratory and Research Center (ILRC) UI, Kampus UI Depok pada 10 Juli 2024.

Kepala UPT K3L, Prof Sjahrul Meizar mengatakan dengan kegiatan ini, diharapkan seluruh penghuni dan tenaga kependidikan di gedung PAU UI maupun ILRC UI siap menghadapi berbagai potensi keadaan darurat yang mungkin terjadi, sehingga keselamatan dan keamanan di lingkungan kampus tetap terjaga. “Simulasi ini diharapkan dapat terus dilaksanakan secara rutin dan lebih baik di setiap tahunnya untuk mencapai peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) dalam manajemen keadaan darurat,” ujar Prof. Sjahrul.

Rangkaian simulasi keadaan meliputi sosialisasi serta pelatihan-pelatihan praktis seperti penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), teknik vertical rescue untuk evakuasi di gedung bertingkat, dan pemadaman api besar menggunakan hydrant. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya implementasi Peraturan Rektor No 15 Tahun 2023 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan, Lingkungan, dan Aman Bencana (SMK3L-AB) dan tindak lanjut dari Permendikbud No 33 Tahun 2019 tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana.

Kategori keadaan darurat di UI terdiri dari tiga tier level. Tier satu adalah situasi yang dapat ditangani langsung oleh Tim Tanggap Darurat di unit kerja tanpa memerlukan sumber daya tambahan atau mengganggu kegiatan normal. Tier dua melibatkan beberapa unit kerja dalam satu wilayah, memerlukan koordinasi dan sumber daya tambahan dari unit kerja lain, dan dapat memengaruhi kegiatan hingga satu hari atau lebih. Tier tiga, melibatkan lebih dari satu unit kerja atau seluruh kampus, dan memerlukan sumber daya dari pihak berwenang di luar UI.

Dalam kegiatan ini, skenario simulasi yang digunakan adalah keadaan darurat tier tiga yang memerlukan bantuan eksternal di luar kampus. Teknik Vertical Rescue dilakukan dari lantai 6 gedung PAU UI. Teknik ini digunakan sebagai solusi apabila korban terjebak di lantai tinggi dan tidak bisa keluar melalui pintu atau tangga darurat karena potensi penghuni gedung terjebak dan tidak dapat keluar ke titik kumpul atau area aman lainnya sangat mungkin terjadi. Berdasarkan penilaian lokasi dan karakteristik gedung PAU UI, terdapat potensi keadaan darurat meliputi kebakaran, gempa bumi, dan insiden medis. Selain tiga potensi utama tersebut, kaji risiko mengidentifikasi tujuh potensi keadaan darurat di lingkungan Kampus UI yaitu kebakaran, gempa bumi, darurat medis, pohon tumbang, insiden laboratorium, kecelakaan lalu lintas, dan tenggelam.

Sementara itu, simulasi keadaan darurat di gedung ILRC UI mencakup simulasi gempa bumi dan kebakaran. Seluruh peserta diarahkan untuk bergerak ke titik kumpul yang telah ditentukan. Terdapat juga proses penanganan korban oleh Tim Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP) serta pelatihan memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). “Kegiatan simulasi keadaan darurat sangat bermanfaat sekali karena dengan simulasi keadaan darurat ini para staff, para pimpinan teredukasi dan mengetahui bagaimana caranya mengatasi keadaan darurat,” ujar T. Ahmad Danial, Kasubdit Sumber Daya Pembelajaran, Direktorat Pengembangan Akademik dan Sumber Daya Pembelajaran (DPASDP) UI.

 

Penulis: Fathasya Dyas Aulia dan Nabila Diva Angely | Editor: Finda Salsabila

Related Posts