id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Undang Perwakilan Khusus Inggris Bicara Soal Iklim

Sir David KingSenin (20/4/2015), Research Center for Climate Change UI (RCCC UI) mengadakan seminar dan lokakarya nasional tentang komitmen Indonesia dalam isu perubahan iklim. Seminar ini menampilkan Sir David King (Perwakilan Khusus Kementerian Luar Negeri Inggris), Dr. Endah Murniningtyas (Deputi Kementerian Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan), Dr. Amanda Katili Niode (Koordinator Komunikasi, Divisi Informasi dan Pendidikan), dan perwakilan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai pembicara.

Para pembicara tersebut membahas isu-isu ekonomi dan perubahan iklim yang dihadapi Indonesia saat ini dan di masa depan, khususnya komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon melalui diversifikasi energi. Seminar ini diadakan di Aula Terapung Perpustakaan UI, Depok.

David King yang bertindak sebagai pembicara kunci di acara ini mengatakan bahwa kunci perbaikan dalam isu perubahan iklim ada pada bidang pembangunan kota. Pengembangan kota-kota yang berwawasan lingkungan secara otomatis akan membawa peningkatan kualitas hidup dan lingkungan karena kota tersebut menjadi kiblat bagi pembangunan lain di sekitarnya.

Menurut David, negara-negara padat penduduk di Asia, khususnya Indonesia, sudah mulai mengalami perubahan iklim. Kota-kota padat penduduk di Indonesia, seperti Jakarta, memiliki tingkat polusi udara yang sangat tinggi sehingga lingkungan di Jakarta pun sudah tidak baik.

Komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon ditunjukkan dengan peluncuran Kalkulator 2050 Indonesia yang merupakan kerja sama Indonesia dengan Inggris. Program yang bisa diakses secara online melalui https://calculator2050.esdm.go.id tersebut dibuat untuk memonitor perubahan iklim, besar emisi karbon, dan permintaan energi di suatu daerah. Program ini ditujukan untuk membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan yang ramah lingkungan di masa yang akan datang.

Indonesia, memiliki potensi yang besar untuk menggarap diversifikasi energi. “Misalnya geothermal, ada juga energi air, dan nuklir di mana Indonesia memiliki potensi dengan kapasitas luar biasa karena kekayaaan sumber daya alamnya,” ungkap perwakilan dari Bappenas.

Kebijakan diversifikasi energi menjadi hal yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia bila ingin menjadi salah satu pemain ekonomi dunia. Namun, kebijakan diversifikasi energi yang diterapkan pemerintah harus dapat memenuhi tiga prinsip utama kebutuhan masyarakat, yakni bersih, murah dan mudah.

 

Penulis: Wanda Ayu

Related Posts