iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Wujudkan Zero New Stunting di Kota Depok, FKM UI Beri Edukasi Cegah Anemia Pada Remaja Lewat Game

Depok, 25 September 2024. Untuk menekan bertambahnya kasus baru stunting di Kota Depok, Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) melaksanakan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan memberikan edukasi gizi dan kesehatan pada remaja di SMA 1 Sejahtera Depok. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan dalam mewujudkan program Zero New Stunting yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok.

“Diketahui, 1 dari 3 remaja puteri di Kota Depok mengalami anemia (rendahnya sel darah merah dan/atau hemoglobin dalam darah). Tanpa penanganan yang tepat, remaja puteri yang anemia ini akan menjadi ibu hamil yang juga anemia, berisiko melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan menambah prevalensi stunting di masa yang akan datang,” ujar Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc., Ketua Tim Pengmas FKM UI.

Untuk itu, pengmas yang dilaksanakan pada Rabu (18/9) ini mengusung tema “Remaja Sehat (Teen Room): Upaya Inovasi untuk Meningkatkan Kesehatan, Gizi, dan Produktivitas Remaja”. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 100 siswa dan siswi kelas XI dan XII, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Pembina Palang Merah Remaja (PMR), hingga para guru.

“Anemia dan stunting memberikan dampak lintas generasi dengan rendahnya prestasi remaja. Produktivitas di usia dewasa juga akan terhambat dan semakin memperbesar risiko lahirnya anak stunting di masa yang akan datang,” kata Nurul. Oleh karen itu, Nurul mengatakan bahwa sebagai calon ibu untuk generasi yang akan datang, remaja puteri, hususnya, perlu memperhatikan kesehatan dirinya, agar terhindari dari anemia, selain juga menghindari pernikahan dini yang akan menambah beban fisik dan emosional bagi remaja.

Pada pelaksanaannya, edukasi gizi dan kesehatan pada remaja dilakukan dengan menggunakan dua media, yaitu Modul Remaja Sehat dan game online “Nutrition Impact”. Dalam game tersebut, dilengkapi dengan modul edukatif mengenai Definisi Remaja, Perubahan Fisik dan Psikologis pada Remaja, dan Gaya Hidup Sehat. Melalui permainan ini, remaja secara otomatis mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai gizi dan kesehatan dengan cara yang menyenangkan. Selain itu, terdapat pula edukasi terkait gejala, penyebab, dampak, dan pengobatan anemia.

“Ke depannya, diharapkan game ini dapat terus dikembangkan untuk mencakup isu tidak hanya mengenai anemia, namun juga permasalahan Triple Burden of Malnutrition yang dapat mengganggu produktivitas penduduk dan menjadi tantangan besar dalam mencapai Indonesia EMAS 2045,” kata Nurul.

Sebelumnya, program serupa juga telah diselenggarakan di DKI Jakarta dan Provinsi Banten bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat. Kali ini, FKM UI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Depok. Dalam kesempatan tersebut, Teti Erikawati, A.Md. Keb., Pengelola Program Kesehatan Keluarga menyampaikan gagasan terkait dengan penanganan anemia di Kota Depok, dengan skrining hemoglobin dan minum Tablet Tambah Darah (TTD) bersama di sekolah sekali dalam seminggu.

“Masalah kesehatan gizi di Indonesia ada 3, yaitu gizi lebih, gizi kurang, dan anemia. Di Kota Depok, angka tingginya prevalensi anemia pada remaja putri mungkin terjadi karena persentase konsumsi minum TTD di Kota Depok yang baru mencapai 61%, di bawah target nasional yakni 75% meski distribusi TTD sudah 100% ke sekolah dan madrasah menengah di Kota Depok,” kata Teti.

Sementara itu, sebagai Pembina PMR SMA 1 Sejahtera Depok, Wati merasa senang dengan kedatangan Tim Pengmas FKM UI untuk memberikan edukasi kesehatan remaja. “Kami berharap semoga anak-anak kami dapat lebih memahami pentingnya arti sehat, terutama untuk remaja putri. Dengan adanya edukasi ini siswi bisa lebih aktif untuk selalu teratur minum TTD sehingga terbebas dari anemia dan gizi buruk. Semoga kerja sama ini berlanjut lagi kedepannya,” kata Wati.

Adapun Rachmatya Gladiola Wildan, salah seorang siswa dari SMA 1 Sejahtera Depok mengatakan bahwa kegiatan ini banyak bekal baik yang diperoleh dengan metode yang menyenangkan dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Saya harap, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas, sebab kaitannya dengan masa depan generasi penerus bangsa,” ujar Rachmatya.

Related Posts